Efektivitas Teh Bawang Dayak untuk Menurunkan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
DOI:
https://doi.org/10.30994/sjik.v7i2.159Keywords:
Teh bawang dayak, gula darah, diabetes mellitus Tipe 2Abstract
Pasien Diabetes Mellitus tipe 2 mengalami dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) dan gangguan sekresi insulin. Pengetahuan tentang khasiat dan keamanan tanaman obat di Indonesia biasanya hanya berdasarkan pengalaman empiris yang biasanya diwariskan secara turun temurun dan belum teruji secara ilmiah. Untuk itu diperlukan penelitian tentang obat tradisional, sehingga nantinya obat tersebut dapat digunakan dengan aman dan efektif. Rancangan penelitian dengan quasi ekperimental, Besaran sampel 20 orang, kelompok intervensi 10 orang, kelompok kontrol 10. Kelompok intervensi mendapatkan teh bawang dayak yang diminumkan sekali sehari pada pagi hari selama 2 minggu. Analisa data untuk mengetahui perbedaan kelompok kontrol dan intervensi menggunakan uji mann whitney. Hasil Penelitian didapatkan uji mann whitney dengan p value 0,004 (<0,05) yang berarti ada perbedaan bermakna kadar glukosa pada pasien diabetes mellitus yang diberikan teh bawang dayak dengan yang tidak diberikan.
References
Dinas Kesehatan Kota Samarinda. (2016). Laporan Kunjungan (LBI) DM Kota Samarinda Tahun 2015. Samarinda: Dinas Kesehatan Kota Samarinda.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur. (2016). Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur 2016. Samarinda: Dinas Kesehatan KalimantanTimur.
Effendi, F. & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Febrinda, E. A., Astawan, M., Wresdiyati, T., & Dewi Yuliana, N. (2013). Kapasitas Antioksidan Dan Inhibitor Alfa Glukosidase Ekstrak Umbi Bawang Dayak. Jurnal Teknologi Dan Industri Pangan, 24(2), 161–167. https://doi.org/10.6066/jtip.2013.24.2.161.
Feng, J., Yang, X. W., Wang, R. F. (2011). Bio-assay guided isolation and identification of a-glucosidase inhibitors from the leaves of Aquilaria sinensis. Phytochemistry 72: 242–247. DOI: 10.1016/j.phytochem.2010.11.025.
Galingging, R. Y. (2007). Potensi plasma nutfah tanaman obat sebagai sumber biofarmaka di Kalimantan Tengah. J Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 10: 76-83.
Nirmala, R. (2010). Budidaya Pengembangan Bawang Tiwai/Bawang Dayak (Eleutherine americana (L). Merr.). Erlangga. Jakarta.
Nurlaily. (2010). Analisis Beberapa Faktor Risiko Terjadinya Diabetes Mellitus pada RSUD dr. Mm. Dunda Limboto Kab. Gorontalo. [serial online].
http://dc162.4shared.com/doc/nQxQGwrK/preview.html. [08 Agustus 2018].
Nilawati. (2008). Care Yourself Kolesterol. Cetakan 1. Jakarta: Penebar Plus.
Price, Sylvia, & Lorraine, W. (2010). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). (2016). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI.
Subramaniam, K., Sembian, S., Femina, W., Febrina, B. S. & Gilbert, R. R. (2012). Antagonistic Activity of Eleutherine palmifolia Linn. Asian Pacific Journal of Tropical Disease. S491-493.
World Health Organization. (2012). Prevalence of Diabetes in the WHO South-East Asia Region. [serial online]. http://www.who.int/diabetes/facts/world _figures/en/.