@article{Lestari_Aprilia_2017, title={ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN RANGSANGAN PUTING SUSU DI BPM LILIK KUSTONO DIWEK JOMBANG}, volume={6}, url={https://sjik.org/index.php/sjik/article/view/7}, DOI={10.30994/sjik.v6i2.7}, abstractNote={<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Pendahuluan:</strong> Proses persalinan normal ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu <em>power</em> (his dan tenaga mengejan), <em>passanger</em> (janin, plasenta dan selaput ketuban) dan <em>passage</em> (jalan lahir). Ketiga faktor utama ini sangat menetukan jalannya persalinan. Upaya untuk meningkatkan kontraksi dapat dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis. Salah satu upaya untuk menigkatkan kontraksi non farmakologis yaitu dengan stimulasi puting susu. WHO memperkirakan 70% mengalami peningkatan kontraksi uterus setelah dilakukan stimulasi dan 30% tidak mengalami peningkatan karena kurangnya penanganan gerakan putar-putar puting susu. Dinas Kesehatan Jawa Timur melaporkan adanya peningkatan karena rangsangan puting susu sebesar 29 orang atau 380/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010. Laporan studi kasus ini bertujuan untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan rangsangan puting susu di BPM Lilik Kustono, Amd.Keb Desa Ceweng. <strong>Metode: </strong>Jenis penelitian studi kasus, lokasi studi kasus di BPM Lilik Kustono, Amd.Keb Desa Ceweng Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Subjek kasus pada ibu bersalin fisiologi multigravida. <strong>Hasil:</strong> Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu inpartu kala I fase aktif yang diberikan rangsangan puting susu selama 2 menit didapat bahwa kedua pasien mengalami penambahan intensitas kontraksi uterus. Dari 2 kali dalam 10 menit 30 detik menjadi 2 kali dalam 10 menit 50 detik. Ibu dapat bersalin dengan normal tanpa ada komplikasi. Keadaan ibu dan bayi baik. <strong>Pembahasan: </strong>Kesimpulan yang didapat dari kedua pasien bahwa stimulasi puting susu hanya meningkatkan intensitas kontraksi uterus tetapi tidak cukup kuat untuk meningkatkan frekuensi nya. Diharapkan untuk kehamilan selanjutnya pasien dapat menggunakan rangsangan puting susu sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kontraksi.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci: </strong><strong><em>Persalinan, </em></strong><strong><em>Rangsangan Puting Susu, Kontraksi</em></strong></p> <p> </p>}, number={2}, journal={STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan}, author={Lestari, Rini Hayu and Aprilia, Eka}, year={2017}, month={Nov.}, pages={38–42} }